A. Elastisitas Harga
Permintaan
Elastisitas
harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi)
berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam
bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari
satu persen perubahan harga.
Koefisien
Elastisitas Permintaan
Perhitungan
koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah
sebagai berikut :
Ed
= % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,
atau
Keterangan
:
ED
= Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Dalam
perhitungan koefisien elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena
kita telah mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif.
Artinya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum
permintaan).
Contoh
: Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun
dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai
berikut :
Koefisien sebesar 2,32
menunjukkan bahwa perubahan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan
permintaan sebesar 2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif
(arahnya berbalikan), yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice
versa.
Jenis-jenis
Elastisitas Permintaan
Ada lima jenis
elastisitas permintaan :
- Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang
diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk
vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas
barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak
elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas
yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal
(berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan
mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
- Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan <
dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat
dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun
harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan
pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun
cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula,
jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar
penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya
rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga
bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar
tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk
bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin
bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut.
Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi
tidak elastis.
- Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan =
prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak
dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih
sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga
belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter
elastis.
- Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan >
prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah
dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain
sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan
barang penggantinya.
- Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak
terhingga. Dimana pada suatu harga
tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun,
kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan
demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya
bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat
komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama
meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang
berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya
memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa
(seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita
pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung
tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita
jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli
paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang
diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas
harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena
semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang
sama.
Faktor Penentu
Elastisitas Permintaan
Ada empat faktor utama
dalam menentukan elastisitas permintaan :
1. Produk substitusi.
Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis.
Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi
jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat
sensitif terhadap perubahan harga.
2. Prosentase
pendapatan yang dibelanjakan.
Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk
tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan
membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi
permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
3. Produk mewah versus
kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat
membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya,
kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan
akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah
kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan
menurunkan permintaan.
4. Jangka waktu
permintaan dianalisis.
Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan
akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar
mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang
biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan
harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang tersedia. Selain
itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga
lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain.
Elastisitas dan Total
Penerimaan (penjual/produsen)
Elastisitas permintaan
mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen.
Hubungan keduanya adalah sebagai berikut :
1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi
kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan
meningkatkan total penerimaan, vice versa.
2. Permintaan tidak
elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari
prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan meningkatkan
total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
3. Permintaan uniter
elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga.
Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.
4. Permintaan elastis
(> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase
perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan total
penerimaan penjual/produsen, vice versa.
5. Permintaan elastis
sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi
0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total
penerimaan. Sementara penurunan harga akan menurunkan total penerimaan.
Pembuktian akan
hubungan antara hubungan antara elastisitas dan total penerimaan ini dapat
disimulasikan sendiri dengan menentukan koefisien elastisitas sebuah produk.
Elastisitas Permintaan
Silang
Elastisitas permintaan
silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk
mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B
P1B = harga awal produk B
P2B = harga produk B setelah perubahan
ΔQA = kenaikan permintaan produk A
Q1A = kuantitas permintaan awal produk A
Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah
ΔPB = kenaikan harga produk B
Elastisitas silang
berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A
akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak
tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras
berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A
akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer
misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika
harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
Elastisitas Permintaan
Pendapatan (pembeli/konsumen)
Elastisitas permintaan
pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan
merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitungannya adalah :
Elastisitas pendapatan
= % perubahan kuantitas diminta / % perubahan pendapatan
Elastisitas pendapatan
ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal
akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat
digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk
inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
B. Elastisitas Harga
Penawaran
Elastisitas harga
penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika
harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase
perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen
perubahan harga.
Koefisien Elastisitas
Penawaran
Perhitungan koefisien
elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai
berikut :
Es = % perubahan
kuantitas penawaran / % perubahan harga,
atau
Keterangan :
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Jenis-jenis Elastisitas
Penawaran
Ada lima jenis
elastisitas penawaran :
- Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga
berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
- Penawaran tidak elastis : elastisitas <
1. Perubahan
penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga
mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
- Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan
harga.
- Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari
perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang
relatif besar terhadap penawaran.
- Penawaran elastis sempurna : elastisitas
tak terhingga. Perusahaan
dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu.
Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit
kapasitas produksi.
Faktor Penentu
Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang
sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1. Kemampuan
penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan
biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila
salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi
saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka
penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan
produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas
akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu
analisis.
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
- Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat,
penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi
tidak elastis sempurna.
- Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek,
namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat
dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak
elastis.
- Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan
dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
3. Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat
segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
4. Kemudahan
substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin
elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin
mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital
dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi
sewaktu-waktu dibutuhkan.